REVIEW FILM DILAN

Jujur, gue awalnya nggak pengin nonton Dilan karena.. Nggak tahu kenapa sih. Mungkin karena gue lagi nggak pengin yang romantis-romantis, ditambah kayak asumsi gue kepada film Dilan seperti orang banyak: castnya mengecewakan. Tapi ternyata banyaaaak banget selebgram yang gue follow tuh ngereview kalau film Dilan tuh bagus banget. Nggak tahu bener atau nggak sih, lagian kan selera dan pendapat orang berbeda-beda yak. Untung membuktikannya, gue ikutan deeeeh nonton film itu! Dan nggak nyangka banget, film Dilan super rame. Kursi bioskop hampir penuh. Bahkan di bioskop tempat gua nonton ini, kayaknya 4 dari 7 studio itu isinya Dilan semua, asli. By the way, gue nonton sendiri hehe.
Yang belom nonton, mending buruan tonton deh! Gue nggak yakin ini film akan tayang di tv karena banyak adegan yang tidak pantas ditonton untuk anak di bawah umur deh. Bukan adegan yang jorok sih, lebih kayak nggak pantas untuk ditiru. Yaaaa nggak tahu sih perasaan gue bener atau nggak, tapi kalaupun ditayangin, akan ada yang dicut atau sensor kali ya?
Untuk yang belum tahu tentang film atau buku Dilan sama sekali, silakan ditonton dulu trailernya: Official Trailer Dilan 1990
Jujur, menurut gue Iqbaal tuh nggak cocok berperan sebagai Dilan. Mungkin karena dia masih ada.. apa ya? Cap CJR gitu. Dan CJR tuh berhubungan dengan anak-anak karena dia mulai karirnya dari 2010-2011 kalau nggak salah. Selain itu juga gua lihatnya kayak muaknya terlalu alim, kurang cocok jadi cowok tengil dan geng motor gitu. TAPIII ternyata itu cuma ditrailer doang guys!
Beberapa adegan tuh ada yang cocok banget sama Dilan, dan beberapa ada yang nggak cocok sama sekali. Terkesan maksa.
Begitu juga dengan Vanesha yang berperan sebagai Milea. Menurut gua di bagian awal, Iqbaal nggak cocok jadi Dilan, tapi makin ke belakang, Iqbaal cocok banget meranin jadi Dilan. Sedangkan Vanesha sebaliknya, dia cocok jadi Milea di awal, dan ke belakangnya agak maksa. Bukan cocok atau nggaknya kali ya, tapi lebih ke kurang mendalami peran aja.
Teruuuus untuk dari segi cerita, sumpah ya, menurut gua ini film pertama (yang gua tonton), 97% mirip sama novelnya!! Gua udah pernah baca novelnya dulu 4 tahun yang lalu (2014 ya, berarti? Ya, gak sih?), dan novelnya tuh seru dan bikin senyum-senyum karena tingkah Dilan. Setelah divisualisasikan.. Hm, lumayan lah. Tapi filmnya 97% mirip kayak novelnya.
Mau tau nggak 3% nya ke mana? Menurut gua, ada satu adegan yang harusnya bisa lucu banget, tapi missed karena ada adegan yang ngga ada, yaitu pas Milea diajak ke ITB dan Dilan bilang: Kamu mau buat aku senang? Jangan.
Kalau di novel, pas adegan dinding roboh, harusnya si Dilan tuh izin ke Milea buat ikut kelas lagi. Dan Milea balesnya: Kamu mau buat aku senang? Jangan. Tapiii sayangnya, tim produksi film ini nggak nampilin ini. Kayak.. tiba-tiba dindingnya roboh aja gitu, kan aneh. Atau gua yang ngga menotis adegan itu yaaa??
Selain itu, yang beda lagi pas Milea dikatain pelacur. Kan kalau di Novel, Dilan tuh bilang ke Milea: Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti besoknya orang itu akan hilang. Setelah Milea dikatain pelacur kan, kalau di film tuh sebelum. Tapiii ini nggak menghilangkan esensi adegan ini sih.
Untuk 97% film Dilan mirip dengan novelnya, menurut gua karena di film itu ada campur tangan Ayah Pidi Baiq! Ayah bantu sutradara dan nulis skenario dong:’)
Terus apa lagi ya?
Hm.. Menurut gua filmnya okee sih. Untuk orang-orang yang belum baca novelnya, mungkin akan bilang film ini oke dan lucu. Tapi kayaknya buat sebagian orang yang udah baca novelnya akan merusak ekspektasi pembaca nggak sih karena peran yang kurang keluar gituh?
By the way, gue yakin banget sih film ini akan sepecah itu. Penontonnya pasti banyak karena rasa cinta pembaca kepada karya Ayah Pidi Baiq, dan orang-orang yang sekadar penasaran sebagus apa filmnya. Banyak hal-hal positif yang bisa diambil, (dan banyak juga hal negatif yang harus dihindari).
Intinya: nonton aja dah!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *