Cerita Cita-cita, Cinta, dan Realita di Perahu Kertas

Siapa yang masih ingat dengan kisah Kugy dan Keenan di fIlm atau buku Perahu Kertas? Buku yang menceritakan soal hubungan cewek dan cowok yang saling suka tapi terhalang dengan kondisi. Kalau kata Salma Salsabil, “Sayangnya semesta, tak restukan kisah kita~”

Banyak pelajaran yang gue ambil dari cerita Perahu Kertas, yaitu cita-cita, cinta dan realita, sesuai dengan judul ini. Perjalanan cerita mereka diawali dengan kepindahan Keenan, sepupu Eko, ke Bandung dan bertemu geng Pemadam Kelaparan, yaitu Kugy, Noni dan Eko. Dibalik kedekatan Geng Pemadam Kelaparan ini pun juga ada kisah cinta di antaranya – Eko yang dulu pernah naksir Kugy, tapi jadiannya sama Noni (sahabat Kugy) karena Kugy terlihat aneh.

Kugy dideskripsikan sebagai cewek aneh yang punya cita-cita sebagai penulis dongeng. Saking anehnya, dia punya imajinasi bahwa dia seorang alien yang dikirim ke Bumi untuk jadi mata-mata. Hobinya sejak kecilpun aneh, ngobrol dengan Dewa Neptunus lewat surat yang dilipat menjadi perahu kertas kemudian dihanyutkan ke segala aliran air, karena semua bermuara ke laut. Dia juga mencocoklogikan imajinasinya itu dengan zodiak sign miliknya, Aquarius. Saat mengetahui fakta ini, Keenan nyeletuk, “Sama, dong. Gue juga Aquarius.” Dan mereka berduapun berkongsi dan membuat aliansi: Geng Neptunus.

Seperti pada buku Dee Lestari yang lainnya, dia sering mengaitkan cerita di bukunya dengan ilmu metafisika. Di tiap karakternyapun diberi kemampuan supernatural, yaitu intuisi dan telepati.

Tujuan utama dari setiap karakter di bukunya yaitu adanya transformasi diri. Bagaimana dengan segala modalitas yang dia bawa bisa mencapai tujuan dalam ceritanya. Dalam buku ini, ada Kugy yang mempunyai cita-cita sebagai penulis. Ada Keenan yang mempunyai cita-cita sebagai pelukis.

Buku ini saya baca ketika umur saya 15 tahun, anak baru gede yang masih pakai baju putih abu-abu dan senang dengan permasalahan cinta dalam diam. Tau buku ini pun karena dari film dulu yang dimainkan oleh Maudy Ayunda sebagai Kugy dan Adipati Dolken sebagai Keenan.

Jadi, kamu ingin menjadi sesuatu yang bukan diri kamu dulu, untuk akhirnya menjadi diri kamu yang asli?

Keenan. Perahu Kertas.

Tapi di planet bernama Realitas ini, aturan mainnya ya begitu

Kugy. Perahu Kertas.

Setelah dibaca dan ditonton ulang, film ini ternyata gak hanya tentang cinta dalam diam, tapi juga tentang permasalahan para tokoh dalam mencapai impiannya. Kugy ingin menjadi penulis tapi terhalang dengan mindset harus bisa mandiri dan punya penghasilan sendiri terlebih dahulu. Sedangkan Keenan terhalang oleh alasan orang tuanya. Cara keduanya mencapai tujuannya sangat bertolakbelakang. Kugy yang sangat mengikuti timeline kehidupan pada umumnya, sedangkan Keenan yang sangat nekat, ingin langsung terjun begitu ada kesempatan. Walaupun dengan konsekuensi harus bertengkar dengan Papanya, dia mengambil konsekuensi itu tanpa ragu.

Kita ini punya misi, Nan. Makanya kita dikirim ke sini oleh Neptunus.

Kugy. Perahu Kertas

Setiap manusia memilik misi hidupnya masing-masing. Ada yang menjalani misi hidupnya lewat melukis seperti Keenan. Ada juga yang menjalani misi hidupnya menjadi penulis dan pendongeng, seperti Kugy. Kugy sedang menjalankan misi hidupnya, yaitu memancing karakter asli Pasukan Alit untuk keluar, menjadi percaya diri dn punya harga diri. Sudahkah kalian menemukan misi hidup kalian?

Gimana kita bisa terus jalan kalau tempat kita berpijak aja beda.

Ojos. Perahu Kertas.

Ojos, pacar Kugy ketika bertemu dengan Keenan. Saat itu mereka LDR dan merasa Kugy ini berubah. Ketika bertemu, Ia merasa ada yang janggal dengan Kugy dan perasaannya. Ojos merasa, Kugy udah ngga menjadikan dirinya prioritas. Sedangkan Ojos masih. Begitulah sebuah potret dua manusia yang menjalani hubungan tanpa ada rasa dan effort yang imbang.

Neptunus, semua nelayan yang sedang mencari arah akan diberi petunjuk oleh bintang di langit. Semoga dia menemukan bintangnya dan kembali menemukan jalannya pulang.

Kugy. Perahu Kertas.

Isi pesan Kugy kepada Neptunus, ketika kondisi dirinya dan sekitarnya sedang tidak baik-baik aja. Pada akhirnya, masing-masing menemukan jalan keluar dari momen ter-rendahnya. Keenan di tempat yang berbeda juga sedang merasa stuck, tidak punya motivasi untuk melakukan hal yang dia suka, melukis. Namun, Semesta selalu memberikan petunjuk agar kita bisa keluar dari masa stuck-nya itu, kalau mau. Di mana ada keinginan, di situ jalan dibuka.

Ketika Keenan di Bali, Ia bertemu perempuan manis yang tertarik dengan dirinya. Perempuan itu namanya Luhde, Dia memang menaruh hati pada Keenan. Namun ada pesan dari Pak Wayan:

Hati-hati, De. Pelan-pelan. Jatuh sedikit-sedikit, jangan sekaligus. Tidak mudah menjadi bayang-bayang orang lain. Lebih baik, tunggu sampai hatinya sembuh dan memutuskan dalam keadaan jernih. Tanpa bayang-bayang siapapun.

Pak Wayan. Perahu kertas.

Pak Wayan sering memperhatikan keponakannya, Luhde, dengan Keenan, anak dari temannya. Ada benih-benih cinta, namun cuma sepihak. Pak Wayan menyadari bahwa Keenan sedang menaruh hati di orang lain, tapi bukan Luhde. Saran Pak Wayan pun bukan hanya sekadar saran biasa, melainkan saran dari pengalamannya yang ditinggalkan kekasih terakhirnya dan menimbulkan trauma sulit untuk jatuh cinta kembali. Tapi kalo kata Pak Wayan:

Hidup ini sudah diatur. Kita tinggal melangkah. Sebingung dan sesakit apapun, semua sudah disiapkan. Kamu tinggal merasakan saja. Kamu pasti tahu jawabannya.

Pak Wayan. Perahu Kertas.

Ya, saya juga percaya, semua ini sudah diatur, kita tinggal jalani aja. Kalo sakit, ya tinggal dirasa. Kalo lagi bingung, bertanyalah kepada diri. Kamu tau jawabannya.

Terakhir, ada satu kalimat yang saat itu selalu terngiang di kepala:

Karena hati tak perlu memilih, Ia selalu tahu kemana harus berlabuh

Dee Lestari. Perahu Kertas.

Aku, Kugy, dan Bu Suri. Foto 2013 vs 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *